Sebagai seorang blogger, saya membutuhkan berbagai aplikasi di laptop guna menunjang aktivitas blogging setiap hari. Mulai dari aplikasi edit teks untuk menulis artikel, aplikasi edit foto untuk membuat gambar pelengkap, aplikasi browser untuk mem-posting artikel yang telah dibuat, hingga aplikasi-aplikasi penunjang lainnya.
Pada artikel sebelumnya, saya sudah menyebut bahwa Linux Mint merupakan satu-satunya sistem operasi laptop yang saya pakai. Dan sekarang, di sini akan saya tuliskan aplikasi Linux apa saja yang sering saya gunakan, terutama yang berhubungan dengan blogging. Bagi kamu yang belum baca artikel sebelumnya, ada baiknya baca dulu Kenapa Saya Nyaman Menggunakan Linux di Laptop?
Beberapa aplikasi yang saya pakai ada yang merupakan aplikasi bawaan Linux Mint, ada pula yang bukan bawaan. Untuk aplikasi yang bukan bawaan bisa diinstal melalui terminal, namun bagi yang tak mau ribet bisa menginstalnya melalui Software Manager Linux Mint. Berikut ini daftar aplikasi yang sering saya gunakan dengan sedikit keterangan di bawahnya.
1. Xed
Xed merupakan aplikasi pengedit teks yang paling sering saya gunakan. Tampilannya yang simpel dan kinerja yang ringan membuat saya merasa cukup nyaman dalam menyusun artikel yang akan saya bagikan. Xed sendiri sudah menjadi aplikasi bawaan di Linux Mint 20.2 Cinnamon, jadi saya tak perlu repot lagi untuk menginstalnya.
2. GIMP & Inkscape

Membaca artikel tanpa gambar ibarat sayur tanpa garam. Hambar rasanya! Maka dari itu, setiap postingan yang saya bagikan selalu disertai dengan 1 gambar atau lebih. Untuk pengeditan gambar saya mempercayakan pada aplikasi GIMP dan Inkscape. Banyak yang menyebut kalau GIMP sebagai software alternatif Adobe Photoshop dan Inkscape sebagai software alternatif CorelDRAW. Keduanya bukan aplikasi bawaan.
3. Chrome & Firefox
Browser sudah menjadi aplikasi wajib disetiap perangkat. Sudah barang tentu di dalam Linux Mint juga telah tertanam satu aplikasi browser bawaan, Mozilla Firefox. Kinerjanya cukup bagus. Namun karena di android saya terbiasa menggunakan Chrome maka di Linux Mint pun saya harus menginstalnya. Chrome dan Firefox saya pakai secara bergantian menurut kebutuhan. Dalam hal mem-posting artikel kedua aplikasi ini sangat bisa diandalkan.
4. Kdenlive
Kdenlive (KDE Non-Linear Video Editor), sebuah aplikasi penyunting video gratis yang saya gunakan untuk membuat video pelengkap artikel di blog tutorial. Meskipun gratis, Kdenlive memiliki fitur yang cukup lengkap. Saat proses editing tak pernah lag namun saat rendering video penggunaan CPU sering 100% dan RAM lebih kurang 3 GB (spek laptop Core i3 gen 2, RAM 8 GB, ATI Radeon 7400M, 120 SSD, OS Linux Mint 20.2 Cinnamon).
5. Audacity

Audacity merupakan aplikasi editor audio digital andalan saya. Dengan aplikasi ini biasanya saya mengedit suara dalam video agar tidak terlalu cempreng. Suara yang akan diedit bisa direkam langsung melalui aplikasi atau bisa juga dari suara yang sudah ada. Untuk mengedit suara yang berasal dari video bisa langsung import file video tersebut dan Audacity akan secara otomatis mengambil suaranya.
6. Screenshot
Aplikasi Screenshot bawaan Linux Mint ini memiliki tampilan yang sangat sederhana. Namun demikian, fungsinya cukup membantu saya dalam mengambil gambar untuk pelengkap artikel. Ada 3 cara pengambilan screenshot yaitu ambil seluruh layar, ambil pada aplikasi yang sedang dibuka saja atau bisa juga dengan memilih sendiri area mana yang ingin di-screenshot.
7. Simple Screen Recorder (SSR)
Sesuai namanya, aplikasi perekam layar ini memang simpel banget. Ada 4 cara perekaman yang bisa dipilih yaitu rekam satu layar penuh, rekam pada ukuran yang tetap dengan memilih aplikasi yang sedang dibuka atau menentukan sendiri posisi yang akan direkam, rekam dengan mengikuti pergerakan kursor atau bisa juga dengan rekam OpenGL. Untuk yang Open GL saya belum tahu bagaimana cara penggunaannya.
Saat ini Simple Screen Recorder masih jarang saya pakai karena memang belum banyak membuat video tutorial tentang aplikasi-aplikasi laptop. Tapi sudah saya pelajari penggunaanya dan rencana akan mulai sering saya gunakan dalam waktu dekat.
8. LibreOffice

Salah satu aplikasi Linux yang banyak digunakan sebagai alternatif Microsoft Office adalah LibreOffice. Pengguna Linux Mint tak perlu repot lagi mendownload dan menginstal aplikasi ini, karena LibreOffice sudah menjadi aplikasi bawaan. Sebelum nyaman dengan Xed, dulu saya selalu menulis konsep artikel dengan LibreOffice Writer.
9. Celluloid
Aplikasi pemutar video bawaan yang tak banyak fitur ini sudah mampu membuat saya merasa cukup, hingga tak mau lagi mencari pemutar video alternatif lainnya. Haha… terang saja, kebutuhan saya menggunakan Celluloid hanya untuk memutar video hasil render Kdenlive sebelum akhirnya saya posting di Youtube, Instagram dan Facebook.
10. Rhythmbox
Terkadang duduk berlama-lama di depan laptop juga butuh hiburan. Sering kali saya memainkan musik kesukaan dengan aplikasi bawaan, Rhythmbox. Selain untuk memutar musik yang tersimpan di laptop, aplikasi ini juga bisa untuk mendengarkan podcasts dan radio streaming.
11. Sublime Text
Sublime Text adalah salah satu aplikasi pengedit text yang biasa digunakan oleh para programmer. Dengan Sublime Text menulis berbagai macam code jadi semakin mudah. Saya menggunakan aplikasi ini untuk belajar coding. Bukan ingin menjadi seorang programmer yang handal, hanya sekedar ingin mengenal dasar-dasarnya saja supaya ketika ada keinginan membuat suatu perubahan di blog bisa memcobanya sendiri. Tapi jujur belajar otodidak sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran. Mungkin ada yang mau bantu?hehe
Demikian tadi aplikasi Linux bawaan dan bukan bawaan yang sering saya pakai. Kalau kamu sering pakai yang mana? Atau ada aplikasi lain yang belum saya sebutkan? Boleh dong share aplikasi Linux favoritmu di kolom komentar ?️
Tinggalkan Balasan